
KNOWLEDGE TRANSFER VS CHARACTER TRANSFER *
Beberapa bulan terakhir, negara-negara di dunia tengah disibukan dengan penanganan penyebaran virus Covid-19 (Coronavirus Disease), Indonesia juga turut mengalami hal tersebut. Faktanya, telah banyak tenaga medis dan masyarakat yang telah menjadi korban keganasan virus tersebut. Bukan hanya itu saja, Covid-19 telah mempengaruhi seluruh lini kehidupan, salah satunya dunia pendidikan. Awalnya, guru biasa melakukan pembelajaran dengan tatap muka langsung, kini terpaksa harus menerima keadaan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan menggunakan platform internet. Semua praktisi pendidikan harus rela menerima kondisi ini sebagai sebuah era baru dalam dunia pendidikan.
Berdasarkan data dari UNESCO (2020), saat ini total ada 39 negara yang menerapkan penutupan sekolah dengan total jumlah pelajar yang terpengaruh mencapai 421.388.462 anak. Terdapat 61 negara di Afrika, Asia, Eropa, Timur Tengah, Amerika Utara dan Amerika Selatan yang telah mengumumkan atau menerapkan pembatasan pembelajaran sekolah dan universitas. Total jumlah pelajar yang berpotensi berisiko dari pendidikan pra-sekolah dasar hingga menengah atas adalah 577.305.660. Sedangkan Jumlah pelajar yang berpotensi berisiko dari pendidikan tinggi sebanyak 86.034.287 orang.
Ada dua tantangan terbesar yang tengah dihadapi dunia pendidikan, khususnya di Indonesia. Tantangan pertama, kita dihadapkan pada kondisi masih banyak guru yang tidak bisa mengakses media pembelajaran berbasis digital untuk menunjang pembelajaran jarak jauh, juga masih banyak pelajar yang belum mendapatkan akses pendidikan, karena tidak adanya akses internet di daerahnya. Beragam komentar dan keluh kesah berseliweran di media sosial. Bagi guru yang sudah biasa menggunakan teknologi, kondisi ini menjadi kesempatan untuk menunjukkan kreativitas mereka dalam meramu pembelajaran yang kreatif untuk siswa di rumah.
Kondisi ini juga memberi kesempatan para creator untuk menunjukkan kemampuan mereka. Maka bermunculanlah kelas-kelas virtual yang memberikan kesempatan para guru untuk belajar berbagai aplikasi yang bisa menunjang pembelajaran mereka. Banyak guru semakin pandai membuat konten pembelajaran kreatif. Pemerintah pun tidak tinggal diam, dibuatlah kebijakan pemberian kuota internet gratis kepada guru, dosen, siswa dan mahasiswa. Sedikit demi sedikit, tantangan pertama ini telah menemui titik solusinya.
Masalah transfer pengetahuan sudah menemui solusinya. Namun, kita dihadapkan pada tantangan kedua, ternyata pendidikan karakter tidak mudah untuk kita transfer melalui aplikasi-aplikasi digital, secangih apapun aplikasi tersebut. Pendidikan karakter itu dasarnya adalah mencontohkan. Ada interaksi langsung yang ditunjukkan guru kepada siswa. Pendidikan karakter memerlukan kedekatan hubungan emosi antara guru dan murid. Terlebih lagi pada segmen pendidikan dasar, dimana pendidikan karakter menjadi sebuah fondasi yang kokoh sebagai bekal menuju jenjang selanjutnya. Martin Luther King Jr. mengatakan, “Fungsi pendidikan adalah mengajari seseorang untuk berpikir intensif dan berpikir kritis. Kecerdasan plus karakter, itulah tujuan dari pendidikan sejati ”. Namun apapun kondisi di balik itu semua, sistem pembelajaran jarak jauh hingga kini masih dianggap sebagai jalan terbaik. Kita semua tidak ada yang menginginkan kondisi seperti ini. Ini juga sebagai bentuk ikhtiar pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19
Ki Hajar Dewantara telah memberikan solusi untuk pembentukan karakter anak dengan tri pusat pendidikan, yaitu sekolah, rumah dan masyarakat. Filosofi pendidikan ini sangat relevan terhadap kondisi yang tengah dihadapi dunia pendidikan kita. Di Pembelajaran Jarak Jauh, pembentukan karakter tidak bisa diserahkan sepenuhnya ke sekolah. Orang tua harus menjadi titik tumpuh yang paling mendominasi untuk pembentukan karakter anak. Orang tua akan menjadi character role models sebagai panutan dalam penanaman nilai-nilai karakter pada anak.
Guru terus berusaha memberikan pembelajaran terbaik kepada anak, sedangkan orang tua memberikan kontribusi pada pembentukan karakter anak. Kolaborasi ini akan menghasilkan pribadi-pribadi anak yang tidak hanya cerdas intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang unggul dan berbudi luhur. Tentu saja seraya kita berharap semoga kondisi ini segera berlalu, sehingga guru juga tetap ikut berkontribusi aktif dalam pembentukan karakter anak.
Kami ingin menutup tulisan ini dengan mengutip pendapat Thomas Lickona, bahwa pembentukan karakter tidak cukup dengan diketahui (moral knowing), namun harus dipahami/dirasakan (moral feeling), dan juga dilakukan (moral action).
Penulis:
Asrulla ~WAKA Kurikulum SMP BP TAHFIDZ AT-TAUBAH~
*dimuat di harian Tanjungpinang Post
Komentar
betul
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Parenting Wali Murid Kelas 7-9 Tema "Membangun Akhlak Remaja melalui Keteladanan Orangtua" SMP BP Tahfidz At Taubah
Pendidikan diawali dari keluarga. Orang tua dan rumah adalah sekolah yang pertama dikenal oleh anak, namun tidak ada sekolah untuk menjadi orang tua. Hal ini menjadi salah satu alasan p
Lomba Merangkai Buket Bunga dari Jajanan Meriahkan Peringatan Hari Guru Nasional 2024 SMP BP Tahfidz At Taubah
Dalam rangka memeriahkan Hari Guru 2024, SMP BP Tahfidz At Taubah menggelar lomba kreativitas yang unik. Kali ini, guru-guru diminta untuk berpartisipasi dalam lomba membuat bucket, men
Muhadhoroh Akbar Santriwati Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an At Taubah Batam : Melatih Kemampuan Diri, Kepercayaan Diri, dan Kemampuan Berbahasa Asing
Malam minggu santriwati Sabtu,23 November 2024 diisi dengan kegiatan Muhadhoroh Akbar atau Pidato Besar untuk yang pertama kalinya di periode Tahun Ajaran 2024-2025. Muhad
Peringatan Hari Ikan Nasional : Program Ekonomi Biru untuk Indonesia Maju dari Kementrian Perikanan dan Kelautan di SMP BP Tahfidz At-Taubah Batam
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kepulauan Riau melaksanakan kegiatan Makan Bergizi Gratis (MBG) bersama para siswa di SMP BP Tahfidz At Taubah dengan menu berbahan dasar ika
Malam Bina Iman dan Taqwa "MABIT" Tahun Ajaran 2024-2025 : Menjadikan Jujur sebagai Budaya dan Bekal Masa Depan Generasi Milenial SMP BP Tahfidz At Taubah
Sabtu-Minggu, 16-17 November 2024 seluruh siswa-siswi kelas 7-9 mengikuti kegiatan MABIT "Malam Bina Iman dan Taqwa" dengan bermalam di sekolah. Program ini adalah salah satu program
Lomba Peringati Hari Pahlawan Nasional dan Sumpah Pemuda Tahun 2024 SMP BP Tahfidz At Taubah
Memperingati Hari Pahlawan dan Sumpah Pemuda dari tahun ke tahun bukanlah sekadar rutinitas, tetapi diperlukan sebuah kegiatan yang penuh makna. Pengurus OSIS SMP BP Tahfidz At Taubah m
Tes Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Ajaran 2024/2025 SMP BP Tahfidz At Taubah
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Pagi ini, SMP BP Tahfidz At Taubah dikunjungi oleh calon santri/santriwati dan
Upacara Hari Pahlawan 11 November SMP BP Tahfidz At Taubah Berjalan Khidmat
Hari ini, ketika sang saka merah putih berkibar dengan gagahnya, kita kembali mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur dalam membela tanah air. Mereka adalah pejuang sejati yang re
Projek P5 Tema Kebhinekaan Global: Mengapresiasi Keberagaman Budaya Indonesia di SMP BP Tahfidz At Taubah
Selama kurang lebih seminggu,Project P5 Ke-2 SMP BP Tahfidz At Taubah dengan tema "Kebhinekaan Global" sukses dilaksanakan seluruh siswa-siswi kelas 7-9 dengan maksimal. Kegiatan y
Jelajah Alam "Hiking" Tiga Organisasi SMP BP Tahfidz At Taubah Ke Simbulang Jembatan 4
Tiga Organisasi SMP BP Tahfidz At Taubah yang terdiri dari Organisasi PMR, OSIS dan PASUS melaksanakan kegiatan hiking ke Simbulang, yang berlokasi di Jembatan 4 pada Sabtu, 03 November
Secanggih apapun teknologi, peran guru sangat signifikan terhadap perubahan akhlah peserta didik. Semoga guru-guru At Taubah semakin di depan dan lebih bermanfaat untuk kemajuan bangsa.