You need to enable javaScript to run this app.

Day 15 Safir : Mana yang Lebih Utama di Bulan Ramadhan ini? Memperbanyak Khatam Al-Qur'an Tanpa Tadabur atau Membaca Al-Qur'an dengan Tadabur?

  • Selasa, 26 Maret 2024
  • TIM MARCOM ATTAUBAH
  • 0 komentar
Day 15 Safir : Mana yang Lebih Utama di Bulan Ramadhan ini? Memperbanyak Khatam Al-Qur'an Tanpa Tadabur atau Membaca Al-Qur'an dengan Tadabur?

Membaca Al-Qur'an merupakan salah satu ibadah yang tidak diragukan lagi pahalanya. Apalagi di Bulan Ramadahn ini, yang juga disebut sebagai bulan Al-Qur'an. Pahalanya akan dilipatgandakan menjadi 10x lipat. Maka dari itulah, banyak umat muslim yang termotivasi untuk memperbanyak membaca Al-Qur'an di bulan yang mulia ini.

Namun, disamping itu, sebagai seorang muslim, kita tidak hanya sekedar diwajibkan untuk membaca Al-Qur'an saja, melainkan diwajibkan juga untuk memahami dan mengamalkan apa-apa yang terkandung di dalam Al-Qur'an.

Kemudian, hal ini menjadi sebuah pertanyaan bagi kita, manakah yang lebih utama di Bulan Ramadhan ini ? Memperbanyak khatam Al-Qur'an tanpa mentadaburi atau membaca Al-Qur'an dengan tadabur dan pemahaman ?

Menurut Syaikh Muhammad al-Ma'yuf, membaca Al-Qur'an dengan tadabur adalah membaca Al-Qur'an disertai dengan merenungkan kata-katanya sehingga mampu memahami maknanya.

Dalam Al-Qur'an Surat Shad Ayat 29 dijelaskan bahwa “Inilah kitab yang Kami turunkan kepadamu yang penuh berkah sehingga mereka memercikkan ayat-ayatnya.” Allah menyebut “tadabur” dalam ayat ini.

Orang yang memercikkan wajib membaca, namun tidak semua orang yang membaca bisa mengaji. Membaca Al-Qur'an tanpa mengulang-ulang adalah suatu keberkahan, kebaikan, dan pahalanya tidak diragukan lagi. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa besarnya hasil dari Al-Qur'an tidak dapat dicapai kecuali dengan mengulang-ulangnya. Oleh karena itu, Allah berfirman dalam kelanjutan ayat itu :

"..dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran."

Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma dan selain dari keduanya berpendapat bahwa :

Tartil dengan tadabbur meskipun sedikit bacaannya itu lebih utama dibandingkan dengan mempercepat dan mendapatkan banyak bacaan.

Pendapat ini berdalil bahwa maksud dari bacaan adalah memahami, mentadaburi, mendalami dan beramal dengannya. Sementara tilawah dan hafalannya merupakan sarana menuju(maknanya).

Sebagaimana ungkapan sebagian ulama' salaf, 'Al-Qur'an diturunkan untuk diamalkan, sehingga mereka menjadikan tilawahnya untuk beramal. Oleh karena itu ahli Al-Qur'an adalah orang-orang yang berpengetahuan dan mengamalkan apa yang ada di dalamnya. Meskipun mereka tidak hafal di luar kepala. Sementara orang yang telah hafal, sementara tidak faham dan tidak mengamalkannya, maka dia bukan termasuk ahlinya.

Meskipun mereka menunaikan hak hurufnya dengan teliti'. Mereka mengatakan :

"Karena keimanan adalah amalan terbaik, sementara memahami dan mentadaburi Al-Qur'an adalah buah dari keimanan. Adapun kalau hanya sekedar dibaca tanpa dipahami dan ditadaburi, itu dilakukan oleh orang baik, orang buruk, orang mukmin dan orang munafik.

Sebagaimana sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam:

“Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an ibarat buah Raihanah, baunya harum, namun rasanya pahit.”

Bahwa pahala membaca tartil dan tadabur lebih mulia dan lebih tinggi derajatnya. Sedangkan pahala dari banyak membaca lebih banyak jumlahnya.

Yang pertama seperti bersedekah dengan perhiasan yang berharga atau membebaskan seorang budak yang harganya sangat mahal.

Sedangkan yang kedua ibarat orang yang bersedekah dengan dirham yang banyak atau membebaskan banyak budak murahan.

Wallahu a'lam bish-shawwaab.

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

Sofwatillah, S.Pd.I

- Kepala Sekolah -

بسم الله الرحمن الرحيم Segala puji bagi Allah SWT yang selalu memberikan nikmat dan rezeki-Nya, serta kesempatan yang luas....

Berlangganan
Jajak Pendapat

Apakah menurut Anda Website kami dapat membantu Anda untuk mendapatkan informasi ?

Hasil
Banner
Jumlah Penggunjung
.