Projek P5 Tema Kebhinekaan Global: Mengapresiasi Keberagaman Budaya Indonesia di SMP BP Tahfidz At Taubah
- Selasa, 12 November 2024
- TIM MARCOM ATTAUBAH
- 0 komentar

Selama kurang lebih seminggu,Project P5 Ke-2 SMP BP Tahfidz At Taubah dengan tema "Kebhinekaan Global" sukses dilaksanakan seluruh siswa-siswi kelas 7-9 dengan maksimal. Kegiatan yang dimulai 4-11 November 2024 ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan ragam budaya daerah di Nusantara sekaligus menanamkan nilai-nilai kebhinekaan kepada para siswa.
Masing-masing kelas diajak untuk menghias kelas sesuai dengan daerah yang telah dipilih secara acak. Bersama wali kelas nya dan seluruh teman sekelas mereka menyelesaikan project dengan beragam karya yang luar biasa.
Proses pengerjaan project display selama seminggu seluruh siswa-siswi kelas 7-9
Adapun latar belakang diambilnya tema ini adalah karena masih banyak peserta didik yang belum mengenali dirinya sendiri, asal daerah, suku, serta agamanya. Peserta didik perlu dididik untuk mencintai budaya Negara nya sendiri sebelum diajak untuk mengenal dan menghargai budaya Negara lain. Dalam hal ini masuk dalam dimensi berkebhinekaan global. Peserta didik dikenalkan dengan berbagai daerah dan provinsi yang sangat luas di Indonesia yang memiliki berbagai keunikan. Hal ini supaya pikiran peserta didik menjadi terbuka, memiliki sifat menghargai perbedaan, dan lebih kreatif.
Dalam kesempatan ini kreatifitas masing-masing kelas dinilai dengan sangat ketat. Hal yang menjadi fokus penilaian pada gelar karya kali ini adalah ide dan konsep, desain display kelas, tata letak dan display, serta kebersihan dan kerapian kelas.
Penilaian display oleh TIM Manajemen SMP BP Tahfidz At Taubah
Kebhinekaan global sendiri adalah perasaan menghormati dan bertoleransi terhadap keberagaman yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia baik suku, budaya, ras, dan agama. Dimensi profil pelajar pancasila yang dinilai yakni kebhinekaan global, kreatif,, gotong royong dengan elemen mengenal dan menghargai budaya,menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal, kolaborasi.
Semoga dalam proyek yang kedua ini, peserta didik tidak hanya fasih secara teoritis namun juga memiliki martabat dan karakter sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang luhur. Dan para asatidz/dzah mampu membimbing dan memberikan contoh perilaku yang tepat di depan anak untuk memperhatikan, memahami, menerima keberadaan bahwa kita itu berbeda tetapi satu.